POLITIK dan bisnis, dua hal yang tidak bisa dipisahkan, ibarat dua
sisi dari koin yang sama. Meniadakan yang satu berarti meniadakan
semua. Suka atau tidak, itulah bisnis dan politik. Kenyataan
demikianlah yang dihadapi Freeport Sulphur tahun 1959. Ketika baru
saja produksi perdana biji nikel perusahaan tambangnya dikapalkan,
Fidel Castro berhasil merebut kota Havana dan merontokkan kekuasaan
rezim diktator Batista untuk selamanya. Atas nama revolusi rakyat,
seluruh perusahaan asing di Kuba dinasionalisasikan. Termasuk
penambangan biji nikel milik Freeport Sulphur.
Di tengah badai demikian, negosiasi dengan rezim Castro sangat
mustahil. Apalagi beredar isu bahwa eksekutif Freeport terlibat
membiayai rencana pembunuhan Castro.