Senin, 06 Desember 2010

BLACKWATER (XE SERVICE ) USA.MENGUNGKAP TENTARA BAYARAN PEMERINTAH AS.












Blackwater USA adalah korporasi militer swasta yang terdiri dari lima perusahaan: Blackwater Training Center, Blackwater Target System, Blackwater Security Consulting, Blackwater Canine (K-9), dan Blackwater Air (AWS). Blackwater memiliki fasilitas pelatihan lengkap di North Carolina dipimpin Gary Jackson yang merupakan mantan NAVY SEAL. Blackwater di kalangan pengguna Amerika Serikat sudah dikenal sangat luas. Blackwater banyak membantu Departemen Pertahanan AS, Departemen Luar Negeri AS dan Departemen Transportasi AS. Termasuk perusahaan-perusahaan raksasa di Amerika Serikat dan negara-negara sahabat Amerika Serikat di seluruh dunia.
Dalam kontrak sesuai keahliannya, Blackwater bertanggungjawab untuk menjadikan pemesan memiliki kecakapan dalam tugasnya. Untuk mempertinggi kepercayaan pelanggan terhadap Blackwater, di North Carolina dibangun fasilitas lengkap pelatihan yang disebut Blackwater Academy. Terdiri dari sejumlah lapangan tembak indoor maupun outdoor seluas 24 km persegi.
Pada Maret 2004, Blackwater menerima kontrak mengawal pengapalan makanan ke Fallujah, Irak, di mana kemudian empat orang dari mereka diserang dan terbunuh di Fallujah.
Merupakan perusahaan yang merangkap sebagai mitra CIA dalam peperangan. Termasuk di Timur Tengah.

Berita terkait Blackwater.


Blackwater, Bagian Tak Terpisahkan Dari Rahasia CIA

NEW YORK (Berita SuaraMedia) - Penjaga keamanan swasta yang bekerja untuk Blackwater USA berpartisipasi dalam serangan rahasia CIA  terhadap gerilyawan di Irak dan Afghanistan, New York Times melaporkan.
Peran Blackwater menunjuk kepada  hubungan yang jauh lebih dalam antara perusahaan dan agen mata-mata daripada yang sebelumnya telah diungkapkan dan menimbulkan keprihatinan atas berkenaan dengan keabsahan dalam melibatkan kontraktor dalam operasi yang paling sensitif yang dilakukan oleh pemerintah AS.
Serangan "Merebut dan mengambil" terjadi secara teratur antara 2004 dan 2006, surat kabar melaporkan, ketika pemberontakan di Irak meningkat dan keamanan di seluruh negara itu memburuk.
"Daripada hanya memberikan keamanan bagi petugas CIA, kata mereka, personil Blackwater kadang-kadang menjadi mitra dalam misi untuk menangkap atau membunuh militan di Irak dan Afghanistan, suatu praktik yang menimbulkan pertanyaan mengenai penggunaan senjata untuk penyewaan di medan perang," surat kabar melaporkan.
Diminta untuk mengomentari laporan tersebut, seorang jurubicara CIA, George Little, tidak mengkonfirmasi peran yang Blackwater telah mainkan kepada The New York Times, tapi membela penggunaan kontraktor pada misi-misi intelijen.
"Badan ini, seperti banyak yang lainnya, menggunakan kontraktor dalam peran yang melengkapi dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja kita sendiri, seperti yang diizinkan hukum Amerika," kata Little. "Perwira staf agensi memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan dan memikul tanggung jawab untuk hasilnya."
Blackwater, yang berpusat di North Carolina, mengubah nama perusahaannya menjadi  Xe Service setelah serangkaian penggunaan kekerasan kontroversi, termasuk penembakan September 2007 di Baghdad oleh lima penjaga keamanan yang menewaskan 17 warga sipil.
The New York Times melaporkan bahwa mantan pegawai Blackwater mengatakan mereka membantu menyediakan keamanan untuk penerbangan yang mengangkut tahanan CIA ke penjara-penjara di berbagai negara.
Seorang mantan pejabat CIA dikutip oleh koran tersebut berkata: "Ada perasaan bahwa Blackwater akhirnya menjadi perpanjangan dari badan CIA."
Laporan datang sementara komite intelijen DPR menyelidiki CIA yang mempekerjakan Blackwater untuk menjadi bagian dari sebuah program untuk membunuh atau menangkap pemimpin al-Qaida. Program regu kematian telah memakan korban selama delapan tahun periode sebelum itu dibatalkan pada bulan Juni oleh direktur CIA, Leon Panetta. CIA mengatakan upaya itu tidak menghasilkan keberhasilan.
CIA telah mengurangi ketergantungan pada penggunaan kontraktor selama beberapa tahun.
Blackwater kehilangan kontrak untuk memberikan keamanan bagi diplomat Departemen Luar Negeri AS di Irak setelah beberapa dari penjaganya dituduh membunuh hingga 17 warga sipil Irak yang tidak bersenjata pada tahun 2007.
Serangan 9/11 terjadi setelah kontraksi CIA pada masa periode pasca-perang dingin yang memaksanya untuk menyewa kontraktor untuk perang di Afghanistan dan Irak.
Kantor berita BBC melaporkan tanggapan atas artikel New York Times oleh juru bicara Blackwater : "Blackwater USA tidak pernah di bawah kontrak untuk berpartisipasi dalam penggerebekan rahasia CIA atau personel Operasi Khusus di Irak, Afghanistan atau di tempat lain.
"Dugaan apapun yang bertentangan dengan hal ini yang dibuat organisasi berita apapun adalah salah."
Empat pegawai Blackwater ditangkap dan akan menghadapi persidangan tahun depan.
Pada bulan Agustus, New York Times melaporkan tuduhan  bahwa CIA menyewa Blackwater untuk perencanaan, pelatihan dan pengawasan sebagai bagian dari program rahasia untuk melacak dan membunuh atas tokoh-tokoh al-Qaida.
Keterkaitan antara Blackwater dan CIA memang tidak terlepas dari sosok Erik Prince, pendiri Blackwater yang juga diketahui sebagai agen mata-mata CIA.
"Saya menempatkan diri saya dan perusahaan saya sebagai alas kaki CIA untuk melakukan misi-misi yang sangat beresiko," kata Prince kepada Vanity Fair untuk edisi Januari mendatang. "Namun, ketika sudah dirasa tidak berguna secara politik, ada seseorang yang membuang saya begitu saja."
Prince menyamakan kasusnya dengan kebocoran identitas mantan agen CIA, Valerie Plame. Kebocoran tersebut membuat jaksa penuntut khusus membuka penyelidikan dalam kasus tersebut.
"Yang terjadi pada diri saya jauh lebih buruk," kata Prince. "Orang-orang mengambil tindakan karena alasan politis, mereka buka hanya mengungkapkan keberadaan sebuah program yang sangat sensitif, tetapi juga turut menyeret nama saya." (iw/bbc/gd) www.suaramedia.com


Xe Worldwide (Blackwater) Mulai Menjadi Ancaman Bagi Karachi
ISLAMABAD (Arrahmah.com) - Perusahaan militer swasta AS, Blackwater, mulai menyebarkan keberadaannya di Karachi, dilatarbelakangi oleh kegagalan mereka di Peshawar bulan yang lalu ketika Craig Davis, seorang mata-mata perusahaan AS yang ditangkap karena dicurigai terlibat dalam aktivitas tidak mendapatkan persetujuan pemerintah Islamabad.
Salah satu sumber yang terpercaya mengatakan kepada The Nation pada Senin (14/9) bahwa Blackwater, yang sudah beroperasi di berbagai wilayah termasuk di Afganistan dan Pakistan dengan nama yang berbeda, diyakini sudah menyewa sedikitnya tujuh rumah di wilayah Karachi.

Namun, sumber tersebut tidak bisa memastikan apakah langkah untuk menyewa rumah itu merupakan sebagian strategi jangka panjang ataukah hanya perjanjian tempat tinggal sementara pensiunan agen bantuan hukum Pakistan di wilayah perlintasan laut yang sering digunakan oleh pelayaran internasional, termasuk untuk mengirimkan bantuan logistik perusahaan militer swasta itu.

Informasi lainnya yang diberikan oleh sumber tersebut adalah bahwa Blackwater telah memperoleh ratusan hektar tanah dekat Pataro di Sindh yang diduga akan digunakan untuk membangun Agriculture Research Institute.

Craig Davis bersama dengan warganegara AS lainnya datang di Peshawar sesudah salah seorang tetangga mereka di Pakistan mereka menulis surat kepada Kementrian Dalam Negeri dan meminta dilakukan penyelidikan atas aktivitas mereka.

Baru kemudian tidak lama setelah itu, Craig Davis diketahui merupakan salah seorang yang beroperasi untuk Creative Associates International Inc; salah satu perusahaan AS yang merupakan cabang perusahaan Blackwater, sekarang dinamakan Xe Worldwide.

Davis, yang saat itu harus meninggalkan Pakistan, diperbolehkan untuk kembali lagi dan melanjutkan aktivitas 'resmi'-nya di Pakistan.

Namun, sejauh ini, meskipun sudah dihubungi dengan berbagai cara, kedutaan besar AS tidak memberikan konfirmasi apapun mengenai status Craig Davis. (althaf/thenation/arrahmah.com)
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...

Jelas Sudah, Blackwater Tak Kantongi Kontrak Formal dalam Operasi Menghabisi Pemimpin Al Qaeda

Pejabat Central Intelligence Agency (CIA) mengakui bahwa tidak ada perjanjian formal yang mengikat dinas rahasia Amerika itu dengan perusahaan penyedia jasa keamanan partikelir Blackwater USA dalam operasi mencari dan membunuh gembong Al Qaeda.
Hal inilah yang mendorong Leon E. Panetta, direktur CIA yang ditunjuk Barack Obama menggantikan direktur sebelumnya menggelar rapat mendadak dengan Kongres bulan Juni lalu. Dalam rapat itu, dia membeberkan semua keterlibatan Blackwater USA yang bermarkas di Karolina Utara dan belakangan ini mengubah nama menjadi Xe Service. Menurut laporan Panetta, Blackwaters setidaknya telah “membantu” CIA tanpa kontrak yang jelas selama tujuh tahun terakhir.
Selama masa itu pula kerap terjadi berbagai penyimpangan dalam penanganan operasi intelijen. Eksekutif Blackwaters dikenal agresif dalam menerapkan taktik mereka di Irak. Sementara itu, walaupun CIA telah menghabiskan beberapa juta dolar AS, namun operasi membongkar jaringan teroris di sejumlah negara tak dapat dikatakan sukses.
The New York Times melaporkan masih belum jelas benar peranan apa yang dimainkan Blackwater. Ada yang mengatakan Blackwater dilibatkan untuk ikut menangkap pentolan Al Qaeda di garis depan, ada juga yang mengatakan Blackwater hanya digunakan untuk melatih dan mempersiapkan agen-agen CIA dan tentara AS.
Namun yang jelas, tidak ada kontrak formal antara CIA dan Blackwater. Kerjasama kedua lembaga itu sejauh ini hanya merupakan bagian dari kesepakatan individual petinggi CIA dan Blackwater.

Blackwater: Pasukan Bayangan Amerika Serikat

 

Perusahaan Blackwater Worldwide didirikan jutawan ultra konservatif Erik Prince sepuluh tahun lalu. Sejak itu perusahaan keamanan tersebut menjadi aktor terpenting di bidangnya.

 
Delapan orang jaksa dan penyidik Biro Investigasi Federal (FBI)Amerika Serikat kini berada di Irak sehubungan dengan penyelidikan terhadap perusahaan AS, Blackwater Worldwide.
Perusahaan keamanan ini terlibat dalam kasus penembakan di tahun 2007 yang menyebabkan 17 warga sipil Irak tewas. Sebuah buku oleh penulis America Serikat, Jeremy Scahill membeberkan ceritanya. Judul buku itu "Blackwater – Naiknya pasukan militer swasta terkuat di dunia“. Kepada media Scahill menceritakan hasil risetnya.

"Selain 150.000 tentara Amerika Serikat yang ada di Irak, pemerintah Bush memiliki pasukan bayangan berkekuatan 100.000 serdadu atau yang disebut sebagai 'kontraktor', diantara mereka ada puluhan ribu yang menyandang senjata berat tanpa harus bertanggung jawab kepada siapa-siapa. Salah satu yang paling berpengaruh adalah Blackwater USA yang beroperasi di Irak.“ September 2007 di Bagdad, 17 warga sipil Irak tewas dan 24 lainnya cedera di lapangan Nissur ketika sejumlah warga Amerika Serikat bersenjata mulai menembaki orang-orang, yang mereka duga sebagai teroris. Para penyandang senjata itu ternyata termasuk anggota pengawal keamanan dari perusahaan Blackwater Worldwide.   Kini setahun setelah peristiwa itu, tim penyidik dari Departemen Hukum AS untuk kedua kalinya berada di lokasi peristiwa untuk mewawancarai saksi-saksi dan mengumpulkan bukti. Kehadiran tim ini di Irak merupakan bagian dari penyidikan Kongres Amerika Serikat, yang berkutat dengan pertanyaan, apakah sebuah perusahaan yang bertindak sebagai kontraktor bisa beroperasi di Irak atau negara lainnya tanpa konsekunsi hukum. Blackwater didirikan oleh jutawan Erik Prince yang merupakan seorang pendukung Bush. Selain bertugas menjaga keamanan diplomat Amerika Serikat atau orang-orang lainnya, para pengawal Blackwater juga bertugas menjaga obyek, seperti pipa-pipa saluran minyak bumi. Untuk pekerjaannya mereka bisa menghasilkan 600 Dollar AS sehari. Tapi, untuk itu mereka harus menjamin suksesnya tugas, tanpa mempedulikan jumlah korban yang disebabkan oleh tindakannya. Peristiwa yang serupa dengan penembakan di Lapangan Nissur sudah berulang kali terjadi, seiring dengan fenomena menjamurnya perusahaan keamanan yang menawarkan jasanya secara internasional. Perusahaan-perusahaan ini secara hukum bergerak di zona abu-abu. Di Irak mereka tidak berada di bawah hukum Irak. Sementara di Amerika Serikat, mereka tidak berada dalam hirarki Departemen Dalam Negeri maupun Pentagon. Kongres Amerika Serikat sudah lama mengetahui hal ini, dan menuntut agar ada rangkaian tanggung jawab yang jelas. Juga karena kegiatan perusahaan seperti Blackwater tak dapat dikontrol dan pendanaannya tidak transparan. Namun sampai kini belum terpenuhi.   Menurut penulis buku Blackwater Jeremy Scahill, sebagian uang yang dihasilkan Blackwater, akhirnya mengalir kembali ke kantong politisi pemerintah dan partai-partai yang berkuasa. Ini juga salah satu alasan mengapa Kongres Amerika Serikat menyelidiki masalah ini. (ek)
 

Blackwater Dapatkan $120 juta Untuk Perang Afganistan

ImageDepartemen Luar Negeri AS telah memberikan kontrak senilai lebih dari $120 juta kepada perusahaan yang dulunya bernama Blackwater Worldwide untuk menyediakan layanan keamanan di Afghanistan, demikian dilaporkan kantor berita CBS News.
Pasukan keamanan Blackwaer yang berbasis di Moyock, Carolina Utara, dan kini telah berganti nama menjadi Xe Services tersebut dianugerahi kontrak, demikian kata seorang juru bicara wanita Departemen Luar Negeri AS.

Berdasarkan kontrak tersebut, Pusat Pelatihan AS akan memberikan “layanan perlindungan keamanan” di konsulat baru AS di Heart dan Mazar-e-Sharif, Afghanistan, kata juru bicara wanita tersebut.
Perusahaan itu bisa mulai bekerja “segera” dan harus segera mulai dalam waktu dua bulan. Kontrak itu sendiri berlaku satu tahun, namun bisa diperpankang dua kali, masing-masing tiga bulan dan mencapai panjang kontrak maksimum 18 bulan.
Jika masa tugas tersebut betul-betul mencapai 18 bulan, maka (Blackwater) akan mendapat bayaran total $120.123.293, kata juru bicara tersebut.
Pemberian kontrak tersebut terjadi selang empat bulan lebih sejak pemerintah Irak mengusir ratusan penjaga keamanan Blackwater dari negara tersebut dalam waktu tujuh hari jika tidak ingin ditangkap.
Departemen Kehakiman AS juga berusaha memproses kasus terhadap lima pengawal Blackwater yang memberondong tembakan ke arah kerumunan massa di jalanan kota Baghdad pada 2007.
Desember lalu, seorang hakim federal menggugurkan kasus pemerintah AS melawan para pengawal tersebut dalam kasus pembantaian warga sipil Irak tak bersenjata karena para jaksa menggunakan pernyataan tersumpah yang diberikan para pengawal di bawah janji kekebalan. Para jaksa federal terus mengupayakan banding atas putusan tersebut.
Kasus Departemen Kehakiman mengenai pengusiran Blackwater dari Irak tidak menghentikan Pusat Pelatihan AS menawarkan kontak jutaan dolar tersebut, kata juru bicara wanita Departemen Luar Negeri AS.
Berdasarkan regulasi akuisisi federal, pemrosesan individu-individu tertentu dalam Blackwater tidak menghalangi perusahaan itu atau penerusnya mengajukan diri dalam kontrak,” katanya.
“Berdasarkan asas persaingan penuh dan terbuka, departemen melakukan evaluasi teknis menyeluruh terhadap semua proposal yang masuk dan menentukan bahwa Pusat Pelatihan AS memiliki kemampuan dan kualifikasi terbaik untuk memenuhi persyaratan dalam kontrak.
Dua perusahaan lain mengajukan diri untuk kontrak tersebut, tambahnya. Namun, ia tidak bisa menyebutkan nama kompetitor yang mengajukan penawaran pada Jumat malam.
Perusahaan kontraktor keamanan bayaran Blackwater dan pemiliknya, Erik Prince, kembali menjadi bahan pemberitaan.
Jajaran atas perusahaan Blackwater saat ini menghadapi tuntutan federal. Namun, sang pemilik berencana pindah ke tempat yang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Amerika Serikat.
Prince agaknya berusaha menghindari hukum dengan beralih ke negara Islam, Uni Emirat Arab.
April tahun ini, pengadilan mendakwa lima personel top Prince. Mereka didakwa dengan tuduhan kepemilikan senjata, konspirasi, dan menghalangi keadilan.
Pemilik Blackwater tersebut mengejutkan orang-orang dengan mengumumkan penjualan perusahaannya minggu lalu.
Meski Prince sendiri tidak terkena tuntutan, merebak kabar bahwa dia akan pindah ke negara yang jauh. Mark Corallo, juru bicara sekaligus penasihat Prince dan Blackwater menolak membenarkan rumor tersebut. Ia mengatakan bahwa kliennya adalah individu dan ia tidak bisa memublikasikan rencana milik kliennya.
Kabar mengenai kepindahan Erik Prince setelah menjual perusahaannya dimunculkan oleh The Nation yang telah memeriksa ulang validitas informasi dengan tiga sumber berbeda. The Nation juga melaporkan bahwa tidak ada petinggi Blackwater yang membocorkan informasi mengenai Prince sejauh ini.
Pakar hukum Scott Horton menekankan kembali fakta mengenai sulitnya memproses sebuah kasus melawan Prince jika ia tinggal di luar negeri, khususnya di negara yang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan AS. (suaramedia)

WATER BOARDING TEKNIK INTEROGASI (PENYIKSAAN) CIA



Kompas hari ini membahas bahwa CIA sering kali menggunakan teknik interogasi yang kejam bahkan dapat dikatakan penyiksaan. Salah satu teknik yang sering digunakan adalah Water Boarding. Apakah Water Boarding itu?
Water Boarding merupakan salah satu teknik interogasi (ataupun penyiksaan) di mana “sang korban diikat kaki dan tangannya sehingga tidak dapat bergerak sama sekali. Kemudian “sang korban” dibaringkan pada suatu papan dengan posisi kaki lebih tinggi daripada kakinya. Mata korban pun ditutup dengan kain gelap. Langkah berikutnya adalah menuangkan air ke wajah korban tersebut. Penyiksaan ini menimbulkan sensasi bahwa sang korban sedang tenggelam namun tidak dapat berbuat apa-apa.
Teknik Water Boarding sendiri telah ada selama ratusan tahun.  Teknik ini merupakan teknik interogasi yang umum dilakukan pada masa Italian Inquisition pada tahun 1500-an. Selain itu juga sering digunakan di Penjara Cambodian pada jaman rezim Khemer Rouge pada tahun 1970-an. Kemudian pada tahun 2005 teknik Water Boarding ini dimasukkan pada “enhanced interrogation techniques yang hanya digunakan pada teroris yang memiliki “nilai yang tinggi“. Menurut  U.S. Department of Justice Water Boarding telah dilakukan sebanyak 10 kali dalam menginterogasi al-Qaida. Namun menurut banyak anggota CIA teknik ini merupakan teknik yang buruk karena terlalu menakuti korban, sehingga info yang diberikannya tidak dapat dipercaya sepenuhnya.
Jika Anda bertanya-tanya dalam hati seberapa menakutkannya teknik ini, sebagai pembanding, bahwa anggota CIA dan Navy Seal yang terlatih yang mencoba teknik ini hanya dapat bertahan (rata-rata) 14 detik. Jadi Anda dapat menyimpulkan betapa  seramnya teknik ini……