Minggu, 15 Agustus 2010

PERSAINGAN ANTAR PASUKAN ELITE






Andil Benny moerdani dalam mendamaikan keributan pasukan elit di Jakarta yang diambil dari buku Benny Tragedi seorang loyalis. 

 Resimen Tjakrabirawa,Pasukan Khusus.

Program interagsi ABRI juga dilakukan dengan membentuk Resimen Tjakrabirawa, kesatuan khusus beranggotakan keempat Angkatan dengan tugas menjaga keamanan pribadi presiden,keluarga berikut pengamanan terhadap Istana kepresidenan. Pembentukan Tjakrabirawa diuraikan oleh Bung Karno :
'Di hari ulang tahunku tahun 1963 dibentuk Tjakrabirawa.Sebuah pasukan khusus dengan kekuatan 3000 orang yang diambil dari keempat Angkatan. Tugas Tjakrabirawa melindungi presiden. Mereka prajurit-prajurit paratroop matang dan prajurit gerilya serba sempurna. Tiga ratus orang dari jenis darahku,bertindak sebagai pengawal pribadi.Sebuah detasemen lain,terdiri dari para spesialis,mengatur apa-apa yang jadi kegemaranku dan apa yang tidak.Mereka tahu,aku gemar kesenangan,jadi diadakan satu korps yang harus menyanyi,menari ,dan merangkap pemain musik dalam setiap pertemuan.Mereka tahu kebiasaanku memeriksa mikropon sebelum berbicara,karena itu resimen tersebut menyediakan perlengkapan elektronika tersendiri.Mereka tahu makanan kegemaranku dan pada setiap makan di luar rumah, Tjakrabirawa akan mencoba dulu setiap makanan sebelum dihidangkan.'








Karena Tjakrabirawa merupakan kesatuan khusus,pimpinan ABRI memberi beragam perlakuan istimewa.Mereka punya tanda nomor kendaraan khusus dan pakaian seragam berbeda dengan kesatuan ABRI lain berikut memperoleh baret dalam warna merah bata,nyaris mirip baret merah RPKAD (sekarang Kopasus). Menurut Ajun Komisaris Besar Polisi(AKBP) Mangil, Komandan Detasemen Kawal Pribadi(DKP)Tjakrabirawa,ketika pemakaian baret pertama kali akan dikenalkan,mereka meminjam baret RPKAD, Tjakrabirawa menambahkan zat pewarna. 'Kami ubah dari merah menyala jadi merah bata,' kenang Mangil.Tata cara pemakaiannya juga beda.Baret Tjakrabirawa dikenakan miring ke kiri,RPKAD miring ke kanan.

Kemiripan warna baret antara pasukan komando dengan pasukan penjaga presiden sering menyulut perselisihan .RPKAD berpendapat,sebagai bukan pasukan komando,Tjakrabirawa tak pantas memakai baret merah.Sebaliknya,sebagai pasukan pengawal presiden,Tjakrabirawa merasa paling berjasa karena bertugas mengamankan  pribadi Kepala Negara yang juga pemimpin Besar Revolusi.

Pertengahan tahun 1964,ketika Jakarta sedang dibakar matahari,Mayor Benny moerdani main tenis di senayan.Masa itu di Jakarta belum banyak lapangan tenis.Sehingga untuk sekadar main tenis,olahraga kesenangannya,Benny harus ke senayan.

Selesai main,menjelang sore,dengan jip Benny pulang ke cijantung.Persis di jalan masuk asrama,dia berpaspasan rombongan truck operasional RPKAD.Tak ada pasukan berseragam di atas truk,melainkan penuh sesak anggota berpakaian sipil.Setelah mengamati mereka bukan dari Batalyon I ,anak buahnya,Benny merasa kurang tertarik.
       'Pak,anak-anak semua keluar....,' teriak petugas piket di pintu depan.
        Benny menginjak rem.'lho ada apa?'
        'Tak tahu pak,anak-anak Batalyon II semua keluar asrama.'

Pikiran Benny cepat bereaksi. Pasti ada sesuatu tidak beres.Sebab meninggalkan asrama semacam itu jelas melanggar prosedur.Tanpa pikir panjang,Benny memutar arah kendaraan,mencoba mengikuti konvoi.Selepas Jatinegara,Benny mulai mencium sesuatu tak beres.Di sepanjang jalan,masyarakat dilanda kepanikan,bergerombol sambil menunjuk-nunjuk ke arah pasar senen.Dalam hati Benny bertanya-tanya,apa yang terjadi?

Ternyata,konvoi berhenti di ujung Kramat Raya.Penumpangnya berlonctan,berlarian menuju simpang lima Senen.Jip Benny berhenti,'...... ada apa ini?' tanyanya serius.
'Wah,kacau pak,RPKAD gontok-gontokan dengan KKO,' jawab seseorang berkerumun di pinggir jalan.

Sebuah keputusan segera melintas  di kepala Benny.Insiden harus dihentikan.Dia berjalan,menembus kesibukan orang lalu lalang yang sedang melarikan diri.Ketika nampak sesorang digotong masuk ke rumah sakit pusat Angkatan Darat (RSPAD), Benny mengikuti.

Dirumah sakit Benny bertemu bekas anak buahnya di Pasukan Naga,Kapten dr Ben Mboi,yang kebetulan sedang tugas jaga.Dia segera memberi penjelasan singkat tentang keributan tersebut.Beberapa RPKAD berkelahi dengan Tjakrabirawa eks KKO TNI-AL,korban jatuh pada kedua pihak.

'Saya tengok ke ruang perawatan.Kira-kira ada tiga RPKAD dan sepuluh KKO ngglethak,terbaring berlumuran darah,dikerumuni para petugas kesehatan.'

Keributan tersebut merupakan kelanjutan insiden pada pagi hari,ketika kedua pasukan elite tersebut sama-sama latihan di lapangan Banteng.KKO berlatih baris-berbaris,sementara RPKAD sedang belajar mengemudi.Sesudah KKO selesai latihan, mereka duduk melepas lelah di pinggir lapangan, sambil menonton latihan mengemudi.

Tanpa jelas penyebabnya,mendadak terjadi indiden.Dimulai saling ejek mengejek,kemudian berubah menjadi perkelahian.Anggota RPKAD merasa perkelahian tak seimbang.Jumlah mereka terpaut banyak dengan KKO yang asramanya di kwini,dekat tempat kejadian.Sejumlah anggota kemudian menghubungi Cijantung.Datang bantuan dalam iring-iringan truk,sebagaimana disaksikan Benny.

Setelah memperoleh gambaran singkat,tanpa ragu,Benny segera meninggalkan RSPAD,berjalan kaki ke asrama KKO Kwini.Saat itu,satu-satunya pikirannya,sebelum meluas,perselisihan harus bisa dihentikan.Di pos jaga,puluhan anggota KKO berseragam Tjakrabirawa bersenjata lengkap,siap bertahan.Benny,dengan pakaian olahraga yang sudah sejak pagi dia kenakan melangkah masuk.Petugas jaga di depan markas langsung memberi hormat.

Ternyata,Tjakrabirawa eks KKO bekas anak buahnya ketika di Irian.Tentu saja, mereka ingat Benny,komandan pasukan gerilya se Irian,meski sore hari itu hanya berpakaian olahraga.
      'Siap pak,bisa saya bantu ?' kata petugas jaga.
      'Mana komandan?'  teriak Benny.
'Siap Pak,mohon izin...'Dari kejauhan,sebagian KKO heran menyaksikan seorang sipil,berani masuk ke asrama militer pasukan elite yang sedang siaga tempur.Tidak lama,seorang perwira KKO keluar.Kebetulan yang muncul Mayor (KKO) Saminu, Komandan Batalyon II Resimen Tjakrabirawa,teman Benny sejak remaja,sama-sama asal Solo. 'Piye iki Ben,koq malah dadi ngene kabeh.(Bagaimana ini Ben,kok malah jadi seperti ini),'keluh Saminu.

'Sudahlah,jaga pasukanmu,jangan keluar asrama.Sya akan tertibkan anak-anak yang di sana.Kalau kamu diserang,silahkan saja,mau tembak atau apa,terserah.Tapi saya minta,jangan ada anggotamu keluar asrama.'
     'Yo wis,beres,' jawab Saminu,setuju usul Benny.
Melihat Benny masuk ke Kwini,sebuah isu baru menyebar, 'Pak Benny ditangkap,Pak Benny ditangkap KKO...'

Mereka langsung berebutan menduduki asrama perawat puteri RSPAD, di samping asrama Kwini.Dari lantai atas asrama perawat,sepucuk Bazooka sudah siap tembak,mengarah ke asrama KKO.Sambil menunggu datangnya perintah tembak,yang entah oleh siapa akan diberikan,mereka tidak melihat seorang pun Tjakrabirawa muncul.Hanya dari kejauhan,tampak Benny melenggang meninggalkan Kwini.

'Sudah,sudah,pulang kalian semua...' teriak Benny sambil melambaikan-lambaikan tangan.Dia langsung memerintahkan semua anggota RPKAD yang bertebaran di sekitar tempat itu,tanpa seragam dan tanpa baret merah tetapi membawa aneka macam senjata,mundur dari sekitar Kwini.Beberapa yang masih ragu-ragu,segera didorong Benny.Diperintahkan naik ke atas truk,langsung kembali ke Cijantung.

Masyarakat yang berjubel di pinggir jalan heran.melihat tontonan tersebut.Pertempuran antar kedua pasukan elite yang semula dikhawatirkan meletus,mendadak berakhir,setelah seorang berpakaian olahraga,minta semua RPKAD naik ke atas truk.

Insiden antara RPKAD melawan Tjakrabirawa eks KKO langsung ditangani.Lporan rinci sekitar kejadian pada sepanjang hari itu segera diselesaikan di tingkat pimpinan. Keesokan harinya,Benny menerima perintah untuk melapor ke Markas Garnizun Jakarta.

Benny kembali dipertemukan dengan Mayor KKO Saminu.Ikut mendampingi Saminu,Kolonel CPM Moh.Sabur,Komandan Resimen Tjakrabirawa.Kdua komandan pasukan yang anggotanya sempat saling berkelahi diminta damai.Sebagai tanda perdamaian,mereka dan anak buahnya,seminggu kemudian diundang malam keakraban di gedung bulutangkis,senayan. 'Baru malam itu,untuk pertama kalinya,saya nonton dagelan Bagio dan kawan-kawannya,' kenang Benny.

Insiden tersebut tidak bisa disembunyikan dari perhatian Bung Karno.Ketika keributan antara RPKAD dengan KKO meletus,di Istana Negara sedang berlangsung penutupan kongres Ikatan Dokter Indonesia. Ben Mboi mengungkapkan,saat itu saya Kapten,jabatan asisten  dokter bedah di RSPAD.Malam itu tidak ada dokter karena semuanya ikut repsesi di Istana,sedangkan korban masuk banyak sekali.Saya ingat,seorang gadis,tinggal di asrama kesehatan di depan Kwini,tewas,dagunya ditembus peluru....'

'Saya panggil seorang kopral,satu-satunya petugas yang ada. Saya perintahkan segera naik ambulan dengan sirene dibunyikan,berangkat ke Istana,membacakan pengumuman darurat,dsemua dokter diminta segera datang ke RSPAD.' Langkah yang dilakukan Ben Mboi berhasil. Resepsi berhenti,untuk memberi kesempatan semua dokter militer meninggalkan tempat.



Ben Mboi mengaku,sudah saya duga,semua pasti geger dan Bung Karno marah besar karena resepsinya terganggu. Tetapi bagaimana lagi? Situasinya memang dalam kondisi darurat...

Sumber : buku Benny Tragedi seorang Loyalis,  Julius Pour .

0 komentar:

Posting Komentar